PERAN MAHASISWA DALAM MENYIKAPI PROBLEMATIKA DAERAH
Oleh : Agus Sofwan
Sejauh ini, kita sudah banyak
mendengar mengenai kiprah mahasiswa terhadap daerahnya masing-masing. Apalagi
mahasiswa terkenal dengan sebutan agen of
change, sosial of control dan lain sebagainya. Semua ini bahkan sudah
mafhum dan tidak asing lagi di telinga. Mahasiswa adalah bagian dari pemuda.
Kita sering mendengar slogan “Pemuda
adalah harapan bangsa” atau “Maju mundurnya suatu bangsa tergantung pada
pemudanya” hal inilah yang menjadi
nilai plus bagi mahasiswa, ia merupakan pemuda yang selalu ditunggu perannya
dalam pembangunan. Karena ia di tempatkan pada posisi yang ideal dalam
masyarakat. Pertanyaannya, apa sajakah peran mahasiswa terhadap pembangunan
masyarakat daerah?
Selayaknya mahasiswa yang
berkutat dalam akademisi, yang tidak dinafikan kesehariannya, dihadapkan oleh
berbagai macam persoalan, baik yang ada dikampus maupun diluar kampus. Namun
hal ini tidak membuatnya surut untuk memikirkan daerah asalnya, d
aerah tempat
ia dilahirkan. Mahasiswa diharapkan oleh masyarakat untuk kembali membangun
tatanan masyarakat, khususnya di daerah asalnya. Walaupun demikian, ia tidak
melepaskan idealismenya sebagai seorang mahasiswa yang mempunyai intelektual
dan bernalar kritis. Mereka tetap fleksibel dan berjiwa besar.
Apabila kita membicarakan
problematika daerah, seolah memang tidak ada habisnya dikarenakan masalah
cenderung silih berganti muncul di permukaan masyarakat yang ada di daerah itu
sendiri, khususnya daerah indramayu. Akan tetapi apabila kita buat sebuah
daftar, ada berapa permasalahan cukup kompleks, diantaranya, banyaknya
pemuda-pemudi didaerah indramayu yang menganggur (penangguran). Hal ini
dikarenakan populasi penduduk semakin bertambah, dan kurangnya lapangan
pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah sebagainya. Hal ini dapat memicu
keresahan pada masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, mahasiswa dengan
sebutan “Agen of change atau social of
control”, mahasiswa tentunya memiliki frame berfikir yang khas, untuk
menyikapi problem-problem yang ada di daerahnya. Sebenarnya yang masyarakat
butuhkan dari mahasiswa bukanlah bantuan secara material, melainkan bantuan
tenaga dan sumbangsi pikiran yang bisa membantu menyelesaikan akar permasalahan
atau mengurangi dampak dari permasalahan tersebut.
Prinsip edukasi masyarakat
merupakan program yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam mengatasi persoalan
yang ada di masyarakat. Prinsip edukasi disesuaikan dengan permasalahan yang
hendak dihadapi. Contoh, menanggulangi masalah pengangguran yang ada didaerah
indramayu. Peran mahasiswa yang bisa diambil adalah observasi, dan koordinasi. Seperti
yang sudah dijelaskan diatas, bahwa sebab terjadinya pengangguran adalah
minimnya lapangan pekerjaan. Jadi langkah pertama yang harus dilakukan oleh
seorang mahasiswa adalah observasi di suatu tempat yang sekirannya dapat
memungkinkan bagi calon pekerja. Kemudian setelah itu, menyalurkan atau
mengkoordinasikan bagi para pencari kerja melalui koneksi informasi yang
dimiliki atau perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan para pekerja. Disinilah peran
mahasiswa bisa masuk untuk meminimalisir permasalahn yang ada dalam masyarakat
daerah indramayu itu sendiri.
Berawal dari idealisme inilah, ia
mempunyai kekritisan terhadap persoalan-persoalan. Dengan kreativitasnya, dia
menawarkan solusi-solusi atas berbagai persoalan yang ada. Tak jarang solusi
yang ia hasilkan merupakan hal-hal yang tak terpikirkan sebelumnya oleh
generasi sebelumnya. Banyak trobosan-trobosam yang ia lahirkan karena mereka
punya paradigma berpikir yang berbeda. Sejarah mencatat, mengenai perbedaan
paradigma lama dan paradigma baru. Perbedaan pendapat antara golongan tua dan
golongan muda dalam perumusan kapan akan dilaksanakannya proklamasi.
2 komentar:
artikelnya menarik juga,bisa buat belajaran saya.
ST3 Telkom
artikelnya menarik juga,bisa buat belajaran saya.
ST3 Telkom
Posting Komentar