This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Rabu, 20 Februari 2013
APA GUNANYA PENDIDIKAN TANPA ORGANISASI DAN APA GUNANYA ORAGNISASI TANPA PENDIDIKAN
APA
GUNANYA PENDIDIKAN TANPA ORGANISASI DAN APA GUNANYA ORGANISASI TANPA PENDIDIKAN
100 orang tanpa pendidikan adalah
pemberontakan satu orang berpendidikan adalah awal dari sebuah pergerakan
(Chico Mendes)
Terinspirasi dari sebuah film garapan HBO Pictures
yang berjudul Burning Sesion dari
perkataan Chico Mendes, seorang tokoh perjuangan di film tersebut dalam
menyelamatkan hutan hujan tropis di propinsi Cachoeira yang terletak di Negara
bagian Brazil, Chico Mendes adalah pemuda yang hidup di era 70-an ia seorang
yang tidak hidup di sebuah perkotaan, dimana semua keinginan akan mudah di
dapat, chico juga tidak hidup di sebuah lingkungan keluarga yang berpendidikan,
bapaknya yang hanya seorang petani karet dari sebuah tumbuhan yang hidup di
liar di hutan Amazon. Mereka benar-benar merasakan hokum “gaya hutan”, namun
tekad seorang chico dalam menuntut ilmu patut diacungi jempol.
Dari sini tentunya bagi kita yang menikmati enaknya
hidup disebuah wilayah dimana segala kebutuhan mudah didapat, lahir dari
kalangan terdidik atau minimal (bagi pribadi) kita mengenyam dunia pendidikan,
alangkah meruginya kita, jika fasilitas yang serba mudah tersebut tidak
menikmatinya. Hampir satu abad Indonesia merdeka dari penjajahan, orang-orang
pendahulu kita sangat sulit sekali mengenyam dunia pendidikan, mereka harus
sembunyi-sembunyi dalam mendapatkan ilmu, kalaupun diperbolehkan kebanyakan
dari mereka hanta selesai sampai SR (Sekolah Rakyat), sebuah jenjang sekolah
yang kalau zaman sekarang setara SD (Sekolah Dasar), ketatnya aturan-aturan
yang diterapkan oleh colonial bagi kaum pribumi, mengakibatkan banyaknya
perlawanan-perlawanan yang di galang rakyat,mereka yang mengeyam dunia
pendidikan sampai kejenjang yang lebih tinggi akan mencurahkan perlawanannya
dengan mengakomodir para terpelajar lainnya melalui jalan Organisasi. Sementara
itu, mereka yang mengenyam dunia pendidikan hanya setingkat SD atau bahkan
tidak mengeyam sama sekali, akan melakukam instrument perlawanannya dengan
jalan konfrontasi langsung (mengangkat senjata), namun baik perlawanan
terang-terangan maupun dengan gerilya. Semangat perjuangan mereka yang melalui
jalan organisasi maupun konfrontasi langsung, semuanya hanya bersumbu pada satu
cita-cita, yaitu kebebasan dari penjajah.
Lain chico lain pula dengan kehidupan pada era Indonesia
sebelum merdeka, dan tentunya akan lain juga dengan zaman sekarang ini, masih
ada kesamaan persoalan yang menimpanya yaitu penjajahan. Memang benar, bahwa
pada saar sekarang ini segala kebutuhan akan mudah kita dapatkan, berbagai
macam pendidikan bermunculan dengan tidak ada “batasan”, hokum yang sudah
sedikit lebih terang. Namun hal tersebut masih menyisakan sekat jaman
penjajahan dulu. Pendidikan hanya dapat di jangkau bagi mereka yang mempunyai
uang saja, pemerintah yang seharusnya menjaga dan memberikan fasilitas dalam
menyediakan pendidikan bagi warga negaranya, ternyata hanya terbukti dalam
tulisan Undang-undang Dasar semata, belum terealisasi dalam wujud nyatanya.
Dari kesekian persoalan yang menimpa dunia
pendidikan Negara Indonesia, ternyata persoalan lain muncul pada kualitas dari
kalangan terdidiknya, terutama dari kalangan Mahasiswa, kebanyakan dari mereka
dalam perkuliahannya ditentukan untuk pekerjaanya, sedikit dari mereka yang
semangat belajarnya semata-mata hanya untuk ilmu, tidak selesai disini,
minimnya pengetahuan mahasiswa dalam berorganisasi menyebabkan banyaknya
mahasiswa yang berfikir pragmatis, rute perjalanan kampus dan kos atau kos ke
kampus menjadi pemandangan yang banyak kita jumpai dikalangan mahasiswa,
kalaupun ada penambahan rute, mereka menambahkannya dengan rute jalan-jalan
(Hiburan Semata). Padahal setiap manusia pasti akan berkomunikasi, mereka juga
akan berpolitik dalam arti dasar, satu diantara persoalan-persoalan tersebut,
tentunya manusia akan pasti bersinggungan dengan namanya organisasi. Seperti yang
penulis kutip di film Burning Sesion “
Apa gunanya pendidikan tanpa Organisasi dan Apa gunanya Organisasi tanpa
Pendidikan” bahwa persoalan yang menyangkut masalah pendidikan dan
Organisasi akan berjalan seiring sejalan, kedua persoalan tersebut ibarat dua
mata koin dalam satu nilai mata uang, berbeda namun satu kesatuan, yang tidak
bisa dipisahkan, pendidikan selamanya akan menjadi tolak ukur bagi kemajuan
sebuah bangsa, menyelamatkan manusia untuk lebih berkreasi dalam
membangun/merubah sesuatu yang dihadapinya. Ibarat pepatah bahwa satu ranting akan mudah dipatahkan,
sedangkan 10 ranting akan sulit dipatahkan. Filosofi inilah yang seharusnya
kita pahami tentang indah dan kuatnya dalam berorganisasi, Chico pernah berkata
bahwa 100 orang tanpa pendidikan adalah
pemberontakan satu orang berpendidikan adalah awal dari sebuah pergerakan, hal
ini memperkuat bahwa sekumpulan orang yang berorganisasi tanpa didasari ilmu
(pendidikan), maka yang terjadi adalah perang otot, tanpa strategi-strategi
perubahan yang kurang berarti dan sepadan dengan lawan yang dihadapinya.
Senin, 18 Februari 2013
Lirik Lagu "DARAH JUANG"
DARAH JUANG
Disini Negeri kami tempat padi
terhampar
Samudranya kaya raya, Negeri kami
subur Tuhan
Di negeri permai ini, berjuta rakyat
bersimbah luka
Anak kurus tak sekolah, pemuda desa
tak kerja
Mereka dirampas haknya, tergusur dan
lapar
Bunda relakan darah juang kami
Tuk membebaskan rakyat
Mereka dirampas haknya, tergusur dan
lapar 2x
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berbakti 2x
Selasa, 12 Februari 2013
Tugas Makalah : "Aqidah"
Tugas Agama Pendidikan Agama
dosen : Suaida Lubis
dosen : Suaida Lubis
BAB
I
PENGERTIAN
Akidah (Bahasa Arab: اَÙ„ْعَÙ‚ِÙŠْدَØ©ُ; transliterasi: Aqidah) dalam istilah Islam yang berarti iman. Semua
sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah.
Etimologi
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari
kata al-'aqdu (الْعَÙ‚ْدُ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (التَّÙˆْØ«ِÙŠْÙ‚ُ) yang berarti kepercayaan atau
keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (اْلإِØْÙƒَامُ) yang artinya mengokohkan
(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (الرَّبْØ·ُ بِÙ‚ُÙˆَّØ©ٍ) yang berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi): 'akidah adalah iman yang
teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya.
Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat
pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan
taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh
apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin),
perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus)
dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara
ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan
As-Sunnah yang shahih serta ijma' Salaf as-Shalih.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PEMBAGIAN AQIDAH TAUHID
Walaupun masalah qadha' dan qadar menjadi
ajang perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati
para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa
menempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha'
dan qadar adalah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini
termasuk ke dalam salah satu di antara tiga macam tauhid menurut pembagian
ulama:
- Tauhid
Al-Uluhiyyah
Mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata. - Tauhid
Ar-Rububiyyah
Mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini. - Tauhid
Al-Asma' was-Sifat
Mengesakan Allah dalam asma dan sifat-Nya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.
Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid
ar-rububiyah. Oleh karena itu Imam Ahmad berkata: "Qadar adalah kekuasaan
Allah". Karena, tak syak lagi, qadar (takdir)
termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah
rahasia Allah yang- tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui
kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorangpun yang dapat
melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk
kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi
atau berdasarkan nash yang benar.
Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang
tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang
baru. Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah, maka
hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang
dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka
hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah dan
tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman
Allah pada surat Yusuf ayat 40.
B.
PENGENALAN
1.
Akidah
dari segi bahasa bererti simpulan iman ataupun pegangan yang kuat atau satu
keyakinan yang menjadi pegangan yang kuat
2.
Akidah
dari sudut istilah ialah kepercayaan yang pasti dan keputusan yang muktamat
tidak bercampur dengan syak atau keraguan pada seseorang yang berakidah sama
ada akidah yang betul atau sebaliknya
3.
Akidah
Islam ialah kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah sebagai rabb dan ilah
serta beriman dengan nama-namaNya dan segala sifat-sifatNya juga beriman dengan
adanya malaikat, kitab-kitab, para Rasul, Hari Akhirat dan beriman dengan
taqdir Allah sama ada baik atau buruk termasuk juga segala apa yang dating dari
Allah. Seterusnya patuh dan taat pada segala ajaran dan petunjuknya. Oleh itu,
akidah Islam ialah keimanan dan keyakinan terhadap Allah dan RasulNya serta apa
yang dibawa oleh Rasul dan dilaksanakan dalam kehidupan.
C.
Pengertian
Akidah
1.
Ilmu
yang membicarakan perkara-perkara yang berkaitan keyakinan terhadap Allah swt
dan sifat-sifat kesempurnaanNya.
2.
Setiap
umat Islam wajib mengetahui, mempelajari dan mendalami ilmu akidah supaya tidak
berlaku perkara-perkara yang membawa kepada penyelewengan akidah kepada Allah
swt
3.
Akidah
sebenar adalah akidah yang berdasarkan pada al-Quran dan As-Sunnah
D.
Ilmu
Akidah
Ilmu Tauhid
Ilmu yang menerangkan tentang sifat
Allah swt yang wajib diketahui dan dipercayai
Ilmu Usuluddin
Suatu ilmu yang kepercayaan dalam
agama Islam, iaitu kepercayaan kepada Allah swt dan pesuruhNya
Ilmu Makrifat
Suatu ilmu yang membahaskan
perkara-perkara yang berhubung dengan cara-cara mengenal Allah swt
Ilmu Kalam
Sesuatu ilmu yang membahas tentang
akidah dengan dalil-dalil aqliah (ilmiah) sebagai perisai terhadap segala
tentangan daripada pihak lawan
Ilmu Akidah
Suatu ilmu yang membahas tentang
perkara-perkara yang berhubung dengan keimanan kepada Allah swt
E.
Huraian
Rukun Iman
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh
Muslim, dari Umar Ibni Al-Khattab r.a bahawa di dalam pertemuan malaikat Jibril
dengan Rasulullah saw di dalam sebuah majlis yang dihadiri oleh ramai
sahabat-sahabat Rasulullah saw maka Jibril telah mengemukakan pertanyaan kepada
Rasulullah saw yang bermaksud:-
“Jibril telah berkata kepada
Rasulullah, kamu terang kepadaku mengenai iman maka jawab Rasulullah, iman itu
ialah bahawa kami beriman kepada Allah, kepada malaikat, kepada kitab-kitab,
kepada rasul-rasul, kepada hari kemudian dan kamu beriman bahawa habuan dan
peruntukan bagi kamu sama ada baik atau buruk adalah semua daripada Allah swt,
maka Jibril pun berkata kamu telah berkata benar.”
Jadi, dari ayat Al-Quran dan hadith
dapatlah disimpulkan bahawa iman itu ialah 6 perkara iaitu:
1.
Percaya
kepada Allah
2.
Percaya
kepada Malaikat
3.
Percaya
kepada Kitab
4.
Percaya
kepada Rasul
5.
Percaya
kepada Hari Kiamat
6.
Percaya
kepada Qada’ dan Qadar
F.
Percaya
Kepada Allah Swt
Arti beriman dengan
Allah Ta’ala itu ialah mengetahui, percaya dan beriktikad dengan
perkara-perkara yang wajib, perkara-perkara mustahil dan perkara yang harus
bagi Allah Ta’ala.
Beriman dengan Allah juga
bermaksud:
1.
Membenarkan
dengan yakin akan adanya Allah
2.
Membenarkan
dengan yakin akan keEsaan Allah, baik dalam perbuatanNya menjadikan alam dan
makhluk seluruhnya mahupun dalam menerima ibadat setiap makhluk
3.
Membenarkan
dengan yakin bahawa Allah bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, suci dari
segala kekurangan dan suci juga dari menyerupai segala yang baharu
“Wahai sekalian manusia! Beribadatlah
kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang terdahulu
daripada kamu supaya kamu (menjadi orang-orang yang ) bertaqwa”. (Surah Al-Baqarah:21)
Artinya bahawa
Allah itu adalah pencipta setiap benda yang ada di ala ini termasuk bumi langit
dan planet-planet yang lain, yang dapat dilihat atau tidak, semuanya adalah
kepunyaan Allah SWT.
Percaya kepada Allah ini adalah pokok
kepada kepercayaan atau rukun-rukun iman yang lain kerana dengan adanya Allah
maka adanya yang lain-lain itu.
1.
Tauhid
Rububiyah dan Uluhiyyah Allah swt
2.
Tauhid
Rububiyah bermaksud hanya Allah sahaja sebagai Rabb (pencipta, pemilik,
pemerintah, memberi rezeki dan seumpamanya). Tidak boleh dijadikan, dianggap
atau dirasakan yang lain sebagai rabb atau bersama-sama Allah menjadi Rabb.
3.
Tauhid
Uluhiyyah bermaksud orang Islam yang beriman dengan keimanan yang sebenar, dia
hanya mengambil Allah sebagai Ilah. Dia tidak meletakkan Allah bersama-sama
yang lain sebagai Ilah. Allah sahaja sebagai pujaan dan sembahannya. Maklud
Ilah ialah sesuatu yang dipuja dan disembah.
4.
Mempelajari
dan memahami ajaran Allah
5.
Maksud
beriman kepada Allah juga sepatutnya kita mempelajari dan memahami segala yang
datang daripada Allah melalui RasulNya sama ada dalam al-Quran atau al-Sunnah.
Maksud beriman kepada Allah bukan sekadar percaya tentang kewujudan Allah
tetapi termasuk juga segala apa yang datang daripada Allah swt
G.
Yakin
dan Melaksanakan Petunjuk Allah SWT
Antara maksud dan tuntutan iman kepada Allah ialah yakin terhadap apa yang datang daripada Allah. Yakin dengan kebenaran, kesempurnaan Islam sebagai satu Din yang shamil dan kamil serta terbaik.
Antara maksud dan tuntutan iman kepada Allah ialah yakin terhadap apa yang datang daripada Allah. Yakin dengan kebenaran, kesempurnaan Islam sebagai satu Din yang shamil dan kamil serta terbaik.
H.
Percaya kepada Malaikat
Artinya ialah
bahawa Allah telah menjadikan sejenis makhluk halus yang keadaan asalnya tidak
boleh dilihat, bukan lelaki dan bukan perempuan. Hidup mereka sentiasa taat
kepada perintah Allah tanpa sesekali menderhakainya. Malaikat dijadikan oleh
Allah daripada cahaya. Sabda Rasulullah SAW :
”Malaikat itu dijadikan daripada
cahaya, jin dijadikan daripada api yang tidak berasap & dijadikan nabi
Allah Adam sebagaimana yang diterangkan iaitu daripada tanah”–(Hadith riwayat
Muslim)
I.
Nama
dan Tugas Malaikat
1.
Jibril
– Menyampaikan wahyu dan perintah Allah kepada nabi-nabi & rasul-rasulNya
untuk disampaikan kepada manusia
2.
Mikail
– Mengawal cekerawala termasuk matahari, bulan, bintang-bintang, hujan &
panas dan lain mengikut yang dikehendaki oleh Allah
3.
Izrail
– Mencabut nyawa seluruh makhluk yang bernyawa apabila sudah sampai waktu yang
dikehendaki oleh Allah
4.
Israfil
– Meniup sengkekala apabila tiba masanya
5.
Raqib
– Mencatit amalan baik yang dilakukan oleh manusia
6.
Atid
– Mencatit amalan jahat yang dilakukan oleh manusia
7.
Mungkar
– Menyoal manusia di dalam kubur
8.
Nakir
– Menyoal manusia di dalam kubur
9.
Ridhwan
– Mengawal syurga
10. Malik – Mengawal neraka
Antara tugas-tugas Malaikat seperti:
1.
Membawa
wahyu kepada para Nabi dan Rasul
2.
Bertasbih
dan patuh dan sujud pada Allah
3.
Memikut
Arsy
4.
Berdoa
untuk orang-orang beriman
Peranan Malaikat di Akhirat seperti
memberi salam pada ahli syurga, mengazab ahli neraka dan seumpamanya
J.
Hikmat
Beriman Kepada Malaikat
1.
Seseorang
itu menyedari bahawa dia sentiasa diawasi oleh Malaikat maka dia akan sentiasa
menjaga tingkah laku yang berkelakuan baik, menjaga tutur kaya yang walau
dimana dia berada
2.
Seseorang
akan segera insaf dan tidak mengulangi kesalahan dan kesilapan kerana menyedari
setiap tutur kata dan gerak laku yang tidak terlepas daripada catitan Malaikat
Raqib & Atid
3.
Seseorang
muslim akan sentiasa melakukan apa yang disuruh Allah dan menghindar apa yang
dilarang Allah supaya selamat di alam kubur kerana dia mengetahui apabila dia
mati, dia akan ditanya dan diseksa oleh Malaikat di dalam kubur
K.
Percaya
Kepada Kitab
Orang-orang Islam wajib
percaya bahawa Allah swt telah menurunkan beberapa buah kitab kepada
rasul-rasulNya. Isi pengajaran kitab-kitab itu adalah mengandungi ajaran-ajaran
mengenai amal ibadat untuk akhirat dan juga petunjuk-petunjuk untuk memperbaiki
kehidupan manusia di dunia
L.
Kitab-kitab
yang wajib diketahui ialah:
1.
Zabur
: Nabi Daud (dalam bahasa Qibti)
2.
Taurat
: Nabi Musa (dalam bahasa Ibrani)
3.
Injil
: Nabi Isa (dalam bahasa Suryani)
4.
Al-Quran
: Nabi Muhammad saw (dalam bahasa Arab)
Firman Allah swt yang bermaksud:
”Pada mulanya manusia itu adalah umat
yang satu (menurut agama Allah yang satu tetapi akhirnya mereka telah
berselisih faham), maka Allah telah mengutuskan nabi-nabi sebagai pemberi
khabar gembira (kepada orang-orang yang beriman dengan balasan syurga), dan
pemberi amaran (kepada yang engkar dengan balasan azab neraka), dan Allah
menurunkan bersama nabi-nabi itu kitab-kitab suci yang mempunyai
keterangan-keterangan benar untuk menjalankan hukuman di antara manusia mengenai
apa yang mereka pertikaikan”
(Surah
Al-Baqarah: 213)
Al-Quran merupakan kitab terakhir
sekali diturunkan oleh Allah & penutup kepada segala kitab-kitab yang
terdahulu
M.
Percaya
Kepada Rasul
Seseorang Islam diwajibkan beriman
bahawa Allah telah mengutuskan beberapa orang rasul yang dipilihNya daripada
jenis manusia yang cukup sempurna. Mereka membimbing manusia kepada kehidupan
yang membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat
N.
Sifat-sifat
yang wajib bagi Rasul:
1.
Siddiq
– Benar pada segala percakapan, perkhabaran & perbuatan
2.
Amanah
– Jujur dan tidak membuat kesalahan
3.
Tabligh
– Menyampaikan semua perintah Allah kepada manusia
4.
Fathonah-
Bijaksana
O.
Definisi Rasul:
1.
Arti Rasul dari segi bahasa : Utusan
yang menyampaikan sesuatu perutusan seseorang kepada orang lain
2.
Arti Rasul dari segi istilah: Lelaki
utusan Allah yang menerima wahyu Allah untuk dirinya yang wajib disampaikan
kepada umat manusia agar mereka dapat melalui jalan yang lurus dan diredhai
Allah
3.
Dari
segi keaslian : al-Quran tetap asli tidak ada perubahan dan tidak mampu dipinda
oleh manusia manakala kitab-kitab lain berubah dan tidak asli
4.
Al-Quran
sesuai untuk semua zaman dan tempat, manakala kitab-kitab lain untuk
tempoh-tempoh tertentu sahaja
5.
Bahasa
Al-Quran adalah bahasa arab yang hidup pemakainnya sepanjang masa, iaitu
sentiasa digunakan oleh ramai dan banyak negara di seluruh dunia
P.
Hikmah
Beriman Dengan Kitab-kitab
Menunjukkan bahawa agama yang dating
daripada Allah adalah satu sahaja iaitu Islam yang terkandung di dalam
kitab-kitab yang datAng daripada Allah mendahului. Para Nabi semasa ke semasa
sehinggalah kitab al-Quran
Umat manusia di sepanjang zaman
sebenarnya memerlukan agama yang satu iaitu Islam, yang berteraskan akidah
tauhid. Ini semua terkandung dalam semua kitab-kitab yang datAng daripada Allah
Perbedaan dari segi syariat perkara penting
berkaitan pelaksanaan dalam agama boleh berlaku. Yang ditegah secara tegas
ialah perbezaan dari segi akidah atau perkara-perkara usul. Ini terbukti dalam
syariat-syariat kitab-kitab dari satu nabi dengan nabi yang lain berbeza,
tetapi akidah dan perkara pokok yang lain semuanya sama
Semua para Nabi adalah Islam. Tidak
ada percanggahan antara al-Quran dan Taurat sebagaimana juga tidak ada
pertentangan dengan Injil dan kitab-kitab lain.
Q.
Percaya
Kepada Hari Akhirat
Beriman kepada hari Akhirat merupakan
masalah yang paling berat dari segala macam akidah dan kepercayaan manusia.
Sejak zaman sebelum Islam sampailah sekarang manusia telah memperkatakan
masalah ini. Para ahli fakir selalu menempatkan persoalan ini sebagai inti
penyelidikan, sebab beriman kepada hari akhirat akan membawa manusia kepada
keyakinan adanya satu kehidupan duniawi dan penciptaan manusia. Demikianlah
pentingnya masalah ini hingga turunnya ayat-ayat Allah menerangkan kedudukan
hari Akhirat.
R.
Lima
fasa pola beriman kepada hari Akhirat:
1.
Tahap
kehancuran makhluk yang ada di muka bumi. Terjadi gempa bumi, di mana
gunung-gunung menjadi debu, air laut mendidih meluap-luap, bintang-bintang
berguguran, langit bergulungan, sedang manusia mabuk dan pitam. Kemudian
musnahlah segala makhluk sama ada yang bernyawa mahupun tidak, hanya Allah yang
tetap kekal
2.
Hari
kebangkitan di mana manusia akan dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
dipadang Mahsyar
3.
Diperlihatkan
seluruh amal perbuatan di dunia dahulu. Tidak ada yang tersembunyi sama ada
yang jahat mahupun yang baik, sekalipun sebesar zarah
4.
Hari
menghisab di depan mahkamah keadilan Allah, dimana manusia akan memperolehi
keputusan yang paling adil tanpa ada penganiayaan
5.
Hari
keputusan di mana manusia akan menerima ganjaran yang setimpal dengan
amalannya. Di sini saat yang dijanjikan akan dipenuhi sebagai tujuan penciptaan
manusia. Mereka yang banyak amal kebajikan ditempatkan di syurga dan banyak
amalan kejahatan akan ditempatkan di neraka
S.
Kepentingan
Beriman dengan Hari Akhirat
1.
Memperbaharui
kesedaran tentang hakikat adanya alam akhirat yang merupakan tempat manusia
menerima balasan dan juga tempat yang kekal abadi untuk semua manusia
2.
Mempertingkatkan
keimanan dengan merasai keagongan Allah Rabul-Alamin selaku pemerintah dan
penguasa serta tuan punya Alam, pencipta dan pemilikan hari Akhirat dan segala
isi kandungannya
3.
Melembutkan
hati manusia dengan mengingati mati dan Hari Akhirat
4.
Mengalakkan
orang Islam melakukan ma’ruf (kebaikan) dan meninggalkan kejahatan
T.
Beriman
Kepada Qada Dan Qadar'
1.
Takdir
ataupun ketentuan Allah terhadap makhluknya khususnya manusia dapat dibahagikan
kepada dua:
2.
Ketentuan
tentang nature yang mengandungi sebab musabab
3.
Takdir
atau ketentuan Allah terhadap makhlukNya, khususnya manusia
U.
Sikap
Orang Islam Dalam Menerima Takdir Allah
1.
Menerima
dan redha terhadap apa yang ditakdirkan oleh Allah, kerana Allah Maha Adir dan
tidak mungkin melakukan kezaliman terhadap makhlukNya. Apa yang Allah tentukan
kepada manusia di luar dari pilihan manusia adalah kebijaksanaan dan keadilan
Allah. Ada sesuatu hikmah di sebalik ketentuan itu. Mungkin apa yang kita rasa
baik adalah buruk bagi kita dan demikianlah sebaliknya. Allah Maha Mengetahui
apa yang tidak kita ketahui
2.
Mestilah
bersabar sekiranya Allah takdirkan sesuatu yang buruk yang berlaku ke atas diri
kita. Mungkin di sebalik apa yang berlaku itu ada sesuatu yang baik yang Allah
akan anugerahkan kepada kita
V.
Peringkat-Peringkat
Iman
1.
Iman
Taqlid – Iman ikut-ikutan, hanya semata-mata mengikut pendapat orang lain
2.
Iman
Ilmu – Beriman semata-mata kerana berilmu dan berdasarkan pada fikiran tidak
terletak di hati
3.
Iman
A’yan – Iman yang terletak di dalam hati. Iman ini dimiliki oleh orang-orang
soleh
4.
Iman
Hak – Iman sebenar yang terlepas dari nafsu syaitan. Iman ini dimiliki oleh
golongan muqarabbin, iaitu orang yang hampir dengan Allah
5.
Iman
Hakikat – Iman peringkat tertinggi yang boleh dicapai oleh manusia. Iman ini
hidup semata-mata untuk Allah dan Rasul serta hari Akhirat seperti para sahabat
nabi
W.
Iman
Bertambah Dan Iman Berkurang
Iman manusia sentiasa
bertambah dan berkurang mengikut amalan. Perkara-perkara yang perlu dilakukan
untuk meneguhkan iman:
1.
Melawan
hawa nafsu
2.
Mengosongkan
hati daripada sifat-sifat tercela
3.
Membiasakan
diri dengan sifat-sifat terpuji
4.
Melahirkan
keikhlasan berbakti & berkorban semata-mata kerana Allah
5.
Memperbanyakkan
amalan-amalan sunat
6.
Bertafakur,
iaitu memerhatikan tanda-tanda kebesaran dan kekuasan Allah
X.
Kepentingan
Mempelajari Ilmu Akidah
Antara
beberapa kepentingan mempelajari ilmu akidah termasuklah:
1.
Supaya
terhindar daripad ajaran-ajaran sesat yang akan merosakan akidah seseorang
terhadap Allah swt
2.
Meneguhkan
keimanan dan keyakinan kepada sifat-sifat kesempurnaanNya
3.
Memantapkan
akidah seseorang supaya tidak terikut dan terpengaruh dengan amalan-amalan yang
boleh merosakan akidah
4.
Audit
dan Timbangan Amalan. Antaranya perkara yang akan dialami oleh manusia di
akhirat ialah hisab dan timbangan amalan
5.
Balasan
Syurga dan Neraka. Berdasarkan nas-nas al-Quran menunjukkan bahawa orang yang
mempunyai amalan baiknya banyak sehingga memberatkan timbangan amalan baik ia
akan dimasukan ke dalam syurga, manakala mereka yang sebaliknya akan dimasukan
ke dalam neraka
6.
Dapat
mengeluarkan hujah-hujah yang boleh mematahkan hujah daripada pihak lawan yang
cuba memesongkan akidah seseorang
Y.
Pembinaan
Akidah
1.
Memahami
konsep Islam yang sebenarnya dan memahami konsep akidah secara khusus
2.
Membersihkan
hati dengan cara meninggalkan dosa dan melakukan perkara-perkara yang disuruh
oleh Allah
3.
Sentiasa
berjihad melawan nafsu dan syaitan untuk beriltizam dengan Islam
4.
Bersama-sama
dengan orang-orang yang soleh atau sentiasa mencari suasana yang baik
5.
Sentiasa
berdoa memohon pimpinan Allah
6.
Bertawakal
kepada Allah
BAB III
Kesimpulan
Secara keseluruhannya, konsep akidah
amat mudah dipelajari dan difahami secara umum kepada sesiapa sahaja yang ingin
mengamalkan akidah secara istiqamah(berterusan). Secara tidak langsung,
masyarakat yang mengamalkan konsep akidah yang betul akan melahirkan sebuah
negara yang tinggi ilmu, amal dan akhlaknya.